Saturday, February 12, 2022

METAMORFOSA PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS PLURALISME

Penulis           : Mizanul Akrom

Ukuran           : 14,5 x 12

Halaman        : 154 Hlm

Penerbit         : Guepedia

ISBN               : 978-623-5525-93-8

Pendidikan Islam seharusnya membebaskan peserta didik dari cara padang beragama yang eksklusif, truth claim dan salvation claim atas agamanya, sehingga agama mampu mendorong transformasi sosial dari situasi konflik dan ketidakberdayaan menjadi situasi yang lebih baik, adil, damai dan penuh suka-cita. Kenyataan yang muncul justru agama dijadikan ‘slogan’ untuk menyulut permusuhan, perpecahan dan bahkan konflik. Ini menandakan bahwa pendidikan Islam yang berlangsung selama ini belum berhasil memainkan peran edukatifnya sebagai problem solver bagi konflik dan benturan di masyarakat dengan dalih perbedaan keyakinan, agama dan lain sebagainya.

Metamorfosa pendidikan Islam berbasis pluralisme bukan sebatas pendidikan yang hanya mengajarkan peserta didik agar hidup berdampingan secara damai (peaceful coexistence). Bagaimanakah metamorfosa pendidikan Islam berbasis pluralisme ini? Simak selengkapnya dalam buku inspiratif ini.

 

 

Friday, February 11, 2022

NUANSA WACANA INTELEKTUAL PMII: Sebuah Pergulatan Pemikiran

Penulis           : Mizanul Akrom

Ukuran           : 14,5 x 12

Halaman        : 314 Hlm

Penerbit         : Guepedia

ISBN               : 978-623-6429-81-5

Buku ini mengkaji diskursus wacana intelektual yang ditampilkan PMII, di mana dalam nuansa wacana intelektual PMII senantiasa mengalami lompatan jauh. Jika flash back input mayoritas kadernya adalah kelompok pinggiran yang lekat dengan tradisi (kolot). Namun kini stereotip itu tidak layak lagi menjadi predikatnya, karena gerbong kultural-tradisonal hari ini telah beringsut perlahan menuju sentrum dan kaum sarungan pun mulai diperebutkan serta dijadikan idola. Di sisi lain, orang mulai percaya bahwa kebangkitan intelektual kaum tradisionalis telah terjadi. Optimis tersebut terbanguan selaras dengan kemunculannya ‘kultur hibrida’ kaum tradisionalis yang jumlahnya kian hari kian bertambah.

Pertanyaannya kemudian, apakah doktrin, ideologi PMII (seperti Aswaja, Nilai Dasar Pergerakan) dan pilihan paradigmatik pergerakan mempunyai efek signifikan bagi pilihan corak pemikiran PMII?

Jawaban atas pertanyaan di atas akan terjawab oleh keseluruhan isi buku ini. Karena isi buku ini berusaha mengelaborasi secara substansial kaitan corak pemikiran lewat nuansa wacana intelektual yang ditampilkan PMII. Disadari ataupun tidak, setiap warga pergerakan (kader PMII) memiliki tanggung jawab intelektual. Kebebasan berfikir dalam ranah gagasan yang didengungkan PMII ternyata telah melahirkan eksploitasi intelektual yang mendalam, karena dinamika berfikir menjadi syarat dan sandaran utama dalam pergerakan. Rajutan kebebasan berfikir ini berpadu dengan budaya mistisisme, tradisionalisme, dan modernisme, ditambah dengan sumber daya kader yang bertumpu pada pola produksi agraris dan marjinal, baik secara sosiologis yang memang berbasiskan pesantren, berlatarbelakang disiplin ilmu agama dan sosial humaniora, kesemuanya itu telah menyemburatkan corak pemikiran tradisional progresif-transformatif.

Semoga kehadiran buku ini dapat memperkaya kajian dan wacana intelektual PMII. Selain daripada itu, gagasan pemikiran dalam buku ini juga dapat dijadikan sebagai bacaan naratif-intelektual sekaligus penambah asupan gizi intelektual kader melalui varian perspektif gagasan, pemikiran yang dapat dinikmati oleh semua kader PMII khususnya, serta bagi khalayak pembaca secara lebih luas. Selamat berdialektika.