Wednesday, February 06, 2019

Refleksi Diri Membangun Pribadi yang Hakiki


Memang, menyisakan waktu sejenak untuk menyendiri, menyepi dan bersembunyi dalam cangkang kehidupan kadang itu perlu. Bukan berarti menutup diri atau tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Menyendiri dalam arti bahwa merefleksikan diri untuk mengenal diri sendiri akan kekurangan yang ada dalam diri kita, sehingga kita tidak congkak, sombong dan berbangga diri akan kelebihan yang kita miliki. Ingatlah bahwa hidup ini adalah nyata, bukan angan-angan semu apalagi imajinasi sesaat. Tatap dan jalanilah hidup ini dengan nada kebahagiaan dan optimisme, karena hidup dan kehidupan nyata ada di depanmu dan sedang kamu jalani.
(Mizanul Akrom)

Misunderstanding (kesalahpahaman) seseorang dalam menilai dan memahami sesuatu itu bisa saja terjadi, karena ia terlalu terburu-buru dalam mengambil suatu kesimpulan sesuai dengan apa yang ia lihat, emosional, atau bisa saja karena suasana hati dan gundah-gulana yang sedang menyelimutinya sebagai patokan kebenaran mutlak tanpa mempedulikan rasionalitas dan kebenaran orang lain. Kebenaran hakikatnya adalah sebuah pencarian, komunikasi, kejernihan hati-pikiran, dan lebih-lebih positive thinking sebegitu pentingnya sebagai dasar untuk menemukan kebenaran yang sesunggunguhnya.
(Mizanul Akrom)

Boleh saja kita mengagumi akan sesuatu, namun jangan berlebihan. Karena rasa kagum yang berlebih hanya akan membuat kita lupa diri. Belum tentu apa yang kita kagumi itu sesuai dengan apa yang kita lihat, kita rasakan, kita fikirkan, atau bahkan sesuai dengan pengharapan kita. Pengharapan yang berlebih akan sesuatu biasanya akan tumbuh rasa cinta yang berlebihan, dan kadang cintanya itu cinta buta yang membuat hatinya tertutup dan lupa segalanya. Jika cintanya tak terbalas, maka runtuh dan rusaklah cinta itu yang akan berbuah pada kebencian atas kekecewaan mendalam yang ia rasakan. Kagumilah akan sesuatu tentang keindahan, karena rasa kagum adalah naluri dan insting manusiwi, namun janganlah berlebihan.
(Mizanul Akrom)

Keragu-raguan merupakan keraguan. Jangan sesekali hidupmu itu engkau jalani dengan penuh ragu-ragu dan pesimisme. Karena bisa saja ketidakstabilan jalan hidupmu disebab-akibatkan oleh jalan pikiranmu yang terselimuti oleh rasa keragu-raguan dan kurang percaya diri. Hidup adalah tantangan yang harus engkau jalani dengan jiwa kesatria serta optimisme. Kematangan hidup dan kedewasaan seseorang sangat dipengaruhi oleh rasa percaya diri dalam mengemban tanggung jawab hidupnya dan jiwa kesatria dalam menjalani hidup dan menghadapi tantangan hidup.
(Mizanul Akrom)

Masa lalu mu adalah masa lalu mu. Jangan kau anggap bahwa masa lalu itu sebagai kehidupan yang kelam. Karena sesungguhnya bahwa masa lalu adalah proses perjalanan hidupmu di masa itu. Ambillah sisi positifnya sebagai titik pijak untuk menatap masa depan yang penuh hikmah dan pelajaran. Oleh karenanya, tataplah masa kini dengan senyuman dan kebahagiaan. Karena masa depan mu sedang menunggu mu penuh pengharapan bagaikan nyala bintang yang terang menerangi gelapnya malam.
(Mizanul Akrom)

Janganlah berlebihan mengagumi orang lain. Karena belum tentu apa yang kamu kagumi itu seindah dan sebesar imaginasi alam berfikir mu. Kagumi dan hormatilah dirimu sendiri yang sesungguhnya memiliki segudang potensi yang harus kamu kembangkan melebihi apa yang kamu kagumi atas orang lain.
(Mizanul Akrom)

Bersikalah secara adil dalam segala hal, karena banyak sekali prestasi yang harus kamu raih dalam hidup ini. Variasi positif dalam menjalani hidup adalah jalan terbaik untuk mengurangi sisa-sisa kelelahan mu saat ini. Karena, kesembuhan hati dan jiwa akan terobati manakala kita siap menerima keadaan. Dan ini merupakan bagian integral menuju pendewasaan diri. Dengan mengambil waktu untuk berproses hidup secara alamiah adalah bagian dari usaha mu untuk bisa berdamai dengan keadaan mu.
(Mizanul Akrom)

Apa yang aku tahu selama ini, engkau adalah manusia yang kuat dan tangguh. Karena aku mengenal mu dan dalam keseharian hidup mu penuh dengan senyuman dan keceriaan, sehingga aku percaya bahwa engkau dilahirkan sebagai manusia kuat hingga melebihi apa yang orang lain lihat. Tapi, harus engkau pahami bahwa sekuat apapun manusia, sejatinya dalam dirinya tersimpan kesedihan, walaupun itu secuil. Karena kesedihan inilah pada akhirnya manusia itu akan rapuh dan patah juga. Mengapa? Karena tiada cinta yang hakiki selain cintanya Ibu kepada anaknya.
***
Memang, terkadang kita ingin terlihat super dan sempurna di mata orang lain, dan terkadang sikap seperti itu juga perlu, meskipun sebenarnya apa yang orang lain lihat tentang diri kita tidak sekuat apa yang kita rasakan. Maka dari itu, apa yang terjadi hari ini tetaplah engkau menjadi manusia yang aku kenal, yaitu sosok manusia yang kuat dan tangguh, meskipun dalam hatimu sedang rapuh. Mungkin keadaan mu saat ini adalah suatu keadaan yang harus engkau terima hari ini. Jika engkau harus menangis, menangislah seperlunya. Karena air mata tidaklah lebih kuat dari untaian do'a-do'a. 
(Mizanul Akrom)

Jangan kau maknai bahwa Cinta itu hanya sebatas suka ataupun kagum. Cinta adalah naluri jiwa yang suci yang harus engkau rawat dan engkau jaga dalam situasi dan kondisi apapun. Karena hubungan Cinta-kasih tanpa kau jaga, yang ada hanyalah malapetaka dan kehancuran dalam sebuah hubungan.
(Mizanul Akrom)

Jangan kau anggap bahwa respon cepat orang lain yang penuh manja atas cuitan/status centil dalam dunia maya mu itu kau anggap sebagai narasi konkret dan bentuk cinta, atau kepedulian hakiki teruntuk diri dan hatimu yang sedang galau. Bisa jadi, responsif orang lain yang ia tujukan kepada mu adalah karena kemiripan suasana hatinya yang sedang gundah gulana, butuh perhatian, dan kasih sayang, atau mungkin juga untuk menutupi isi hatinya yang memang tidak bahagia dalam kehidupannya.
Karena sejatinya bahwa cinta, kasih sayang, dan sikap peduli atas orang lain itu tampil dan mewujud di dunia nyata melalui tindakan konkret hingga tauladan kasih sayang, dan bukan tertempel di dunia maya lewat status/cuitan harian mu yang sifatnya semu, penuh kepalsuan atau berbagai unsur kepentingan dan pembodohan diri.
(Mizanul Akrom)

Segeralah bergegas diri dan melepaskan semua belenggu ketakutan dalam hidup mu. Janganlah bergantung pada orang lain, tapi jadilah dirimu sendiri, dan belajarlah untuk menjadi kuat dan mandiri. Yakinlah bahwa orang lain saja bisa bahagia, mengapa kita tidak! Pastinya juga kamu akan bahagia.
(Mizanul Akrom)

Tersungkur dalam bait do'a, dan melangitkan do'a itu untuk cinta. Karena sebaik-baiknya cinta adalah mencintai dengan cara yang baik. Kebaikan cinta terpancar dalam bait do'a, dan memunajatkan do'a itu teruntuk Sang Pencipta.
Diam ku bukan berarti ku tak mencintaimu. Diam ku bukan berarti mengurangi rasa cintaku padamu. Dan diam ku bukan berarti tidak memperjuangkan cinta mu. Diam ku adalah bentuk terdalam atas cinta ku padamu. Ku tak ingin mengobral cinta atas mu dan untuk orang lain. Biarlah cintaku ini kupersembahkan hanya untukmu. Dan biarlah hanya Tuhan yang tahu.
Teruntuk wanita yang singgah di hatiku, wanita yang akan melengkapi takdir ku. Semoga kita dipeluk oleh do'a yang sama. Dan sampai jumpa pada pertemuan kita yang akan direstui oleh siapa saja. 
(Mizanul Akrom)

Biarkanlah hati ini berlabuh dan berjalan sesuai dengan titik keteraturannya menuju dimensi yang teratur dengan menemukan titik akhir cintanya bukan karena bujukan, rayuan apalagi paksaan. 
Dan ingat... Tertawalah, jangan menunggu bahagia untuk tertawa, tapi tertawalah agar bahagia.
(Mizanul Akrom)

Kebahagiaan adalah hak setiap individu manusia. Namun, jangan selalu berharap bahwa kebahagiaan itu berasal dari orang lain. Karena sesungguhnya kebahagiaan itu berasal dari diri kita sendiri.
Untuk itu, temukanlah hidup yang lebih bahagia dengan melepaskan sejenak penat kehidupan. Jangan takut akan kesedihan, karena dengan kesedihan itulah sehingga manusia itu bisa merasakan kebahagiaan.
(Mizanul Akrom)

Boleh saja kamu membenci dengan sebenci-bencinya pada orang lain. Tapi, janganlah engkau sakit hati dan menggerutu penuh kebencian jika saja ada orang lain yang membencimu atau bahkan menyakitimu. 
(Mizanul Akrom)
Previous Post
Next Post

Penulis yang mengabdikan tulisannya bagi amal jariyah pemikiran. Tokoh favorit sekaligus panutannya adalah Gus Dur