Daulah Bani Umayyah
jatuh pada tahun 750 M[1]
yang kemudian digantikan oleh Daulah Bani Abbasiyah. Bangkitnya Daulah Bani
Abbasiyah (menggantikan Bani Umayyah) tersebut tidaklah hanya pergantian sebuah
Dinasti, lebih dari itu bahwa Daulah Bani Abbasiyah merupakan pergantian
struktur sosial dan ideologi. Atau dengan kata lain, kebangkitan Daulah Bani
Abbasiyah adalah suatu revolusi dalam arti yang sebenarnya.[2]
Kebangkitan Daulah
Bani Abbasiyah jika dipandang dalam konteks dunia modern sekarang ini, sama
halnya dengan revolusi negara-negara seperti Inggris, Amerika, Prancis dan Rusia.
Kesamaan revolusi tersebut dapat kita jelaskan ke dalam empat penjelasan yang
asimetris di dalamnya.
Pertama,
pada masa sebelum revolusi, ideologi yang sedang berkuasa mendapat kritik keras
dari masyarakat, karena kekecewaan mereka terhadap penderitaan masyarakat, seperti kekecewaan atas ketimpangan-ketimpangan dari ideologi yang berkuasa pada masa itu (Bani
Umayyah).
Kedua, mekanisme pemerintahan yang tidak efisien yang disebabkan oleh karena kelalaiannya dalam menyesuaikan lembaga-lembaga sosial yang ada dengan perkembangan keadaan dan tuntutan zaman.
Ketiga, terjadinya penyeberangan kaum intelektual pendukung ideologi yang berkuasa kepada wawasan baru yang ditawarkan oleh pengkritik kekuasaan atau pemerintah (the dissertion of the intellectuals).
Keempat, revolusi pada umumnya bukanlah hanya dipelopori maupun digerakkan oleh kaum-kaum lemah atau bawahan, melainkan juga oleh sebagian kaum penguasa yang karena ketidak-puasannya dengan sistem yang ada.[3]
Kedua, mekanisme pemerintahan yang tidak efisien yang disebabkan oleh karena kelalaiannya dalam menyesuaikan lembaga-lembaga sosial yang ada dengan perkembangan keadaan dan tuntutan zaman.
Ketiga, terjadinya penyeberangan kaum intelektual pendukung ideologi yang berkuasa kepada wawasan baru yang ditawarkan oleh pengkritik kekuasaan atau pemerintah (the dissertion of the intellectuals).
Keempat, revolusi pada umumnya bukanlah hanya dipelopori maupun digerakkan oleh kaum-kaum lemah atau bawahan, melainkan juga oleh sebagian kaum penguasa yang karena ketidak-puasannya dengan sistem yang ada.[3]
Dari uraian penjelas tersebut di atas, memperkuat pemahaman kita bahwa pergantian Daulah Bani
Abbasiyah lebih dari sekedar pergantian sebuah Dinasti, melainkan revolusi yang mempunyai arti penting sebagai titik balik dalam sejarah Islam
sebagaimana pentingnya Revolusi Perancis dan Rusia. Kebangkitan Daulah Bani
Abbasiyah bukanlah hasil dari sebuah kudeta, melainkan hasil dari suatu usaha
yang panjang dan memakan waktu yang lama dengan menggabungkan dari berbagai kepentingan
golongan masyarakat kepada tujuan yang sama, yakni menumbangkan Daulah Bani
Umayyah.
Demikianlah
pentingnya sejarah kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah tersebut, yang merupakan
sebuah revolusi dalam Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa zaman pemerintahan
Daulah Bani Abbasiyah sering kita sebut dengan zaman keemasan dalam Islam.
Karena pada masa inilah perkembangan pemikiran keislaman mencapai puncaknya, mulai dari para filosof muslim, para ahli ilmu kalam, sampai para imam madzhab
pun lahir pada masa ini.[]
Referensi:
M. Atho Mudzhar. (2011). Pendekatan Studi
Islam dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.