Neo-Marxis
adalah sekelompok pemikir Jerman yang tidak dapat dipisahkan atas historisitas
teori kritis, dan merupakan kritik atas ketidakpuasannya dengan kondisi teori Marxian
yang sudah mengideologis. Jika ditelisik lebih dalam, ketidakpuasan sekelompok
pemikir Jerman ini lebih pada kecenderungannya kearah teori Marxis tentang determinisme
ekonomi. Neo-Marxian di dalamnya merupakan para pemikir aliran filsafat yang
berkembang dalam sebuah lembaga penelitian sosial (Institut Fur Sozialforschung) di Frankfurt, Jerman. Atau seringkali
kita kenal dengan Mazhab Frankfurt (Die
Frankfurt Schule), atau Teori Kritik Masyarakat.
Sederet beberapa
tokoh Mazhab Franfurt yang terkenal diantaranya adalah Max Horkheimer (1895-1973)
yang merupakan direktur dari Institute Fur
Sozialforschung sekitar tahun 1930. Kemudian disusul tokoh selanjutnya,
yaitu Theodor Wiesengrund Adorno (1903-1969). Selanjutnya adalah Herbert
Marcuse (1898-1979), sosok figur terkenal terutama ide-idenya yang menginspirasi
gerakan-gerakan ‘kiri baru’ sekitar tahun 1960-an.
Di masa
pemerintahan Hitler (tahun 1933), yang dikenal dengan pemerintah
nasionalis-sosialis, Frankfurt School sempat ditutup dan dipindahkan ke New
York. Ditutupnya Franfurt School tidak lain karena para tokoh didalamnya
melancarkan sebuah kritik tajam dan penentangan atas kebijakan politik
nasional-sosialis, apalagi kebanyakan para tokoh yang tergabung dalam Mazhab
Frankfurt tersebut adalah seorang keturunan Yahudi. Namun kemudian, sekitar
tahun 1949 Franfurt School dapat kembali lagi ke Frankfurt, dan selanjutnya mampu
menghasilkan para generasi penerus yang terkemuka.
Dari
beberapa generasi penerus (generasi kedua) Mazhab Frankfurt yang paling
terkenal yaitu Jurgen Habermas, sebagai filsuf Jerman yang paling terkemuka
dengan kecenderungan istilah tindakan rasional-bertujuan (kerja) dan tindakan
komunikatif (interaksi). Selain Habermas, juga muncul beberapa tokoh lain
seperti Oscar Negt, Klaus Offe, Albrecht Wellmer dan Alfred Schmitt.