"Teori kritis tidak mengambil jarak antara teori dan praksis, akan tetapi berusaha mendekatkan dan bahkan mengawinkan antara keduanya (teori dan praksis), dalam rangka menyuburkan pemahaman bahwa kancah kehidupan manusia dan gelanggang kegiatan praksisnya selalu bersetubuh."
Jurgen Habermas dikenal sebagai pembaharu teori kritis sekaligus penerus Mazhab Frankfurt, yang masuk sebagai 'Generasi Kedua' Mazhab ini. Dalam pandangannya, Habermas menolak ortodoksi Marxisme dengan membuka kran diskursus baru, dan kemungkinan tertuju pada falsifikasi; pengguguran teori lewat fakta-fakta.
Kritik Habermas atas Marx, lebih difokuskan pada pemahaman Marx tentang kelas sosial masyarakat. Dalam penilaian Habermas atas analisisnya terhadap pemikiran Marx, yang menurutnya Marx telah terjebak pada pemahamannya sendiri yang mengatakan bahwa produksi itu sebagai gerak sejarah perkembangan masyarakat. Pandangan ini, menurut Habermas, justru akan tercipta suatu tatanan masyarakat yang tanpa kelas dan tanpa hak milik. Teori Marx ini, menurut Habermas, telah usang dan perlu reinterpretasi dengan landasan epistemologi baru, sehingga terlahir teori-teori yang mendorong pada ranah praksis.
Dalam usaha ini, Habermas tampil dengan menganalisis kelemahan-kelemahan epistemologi proyek pencerahan 'Generasi Pertama' atau para pendahulunya; Horkheimer dan Adorno dalam bukunya: 'Dialektic der Afklarung'. Kelelemahan-kelemahan yang ada, oleh Habermas, dijadikan sebagai bahan refleksi untuk mempertimbangkan kembali teori kritis, dan merevitalisasinya dari paradigma kerja menuju paradigma komunikasi.
Usaha Habermas dalam merevitalisasi paradigma kerja ke paradigma komunikasi tersebut, di dalamnya mensyaratkan adanya perubahan struktur dalam ruang publik, yaitu dari pemahaman yang dipersempit oleh praksis ekonomi sebagai hubungan-hubungan dalam proses produksi menjadi praksis komunikasi, yang di dalamnya meliputi seluruh aspek hubungan-hubungan sosial menjadi suatu tujuan. Langkah selanjutnya adalah mentransformasikan masyarakat dari kesadaran palsu yang terkolonisasi oleh sebuah ideologi, menuju kesadaran yang kritis sebagai dekolonisasi dan emansipasi.