Mengapa filsafat? Untuk apa filsafat? Filsafat itu ruwet dan menyesatkan, tidak ada gunanya, bahkan mungkin berbahaya. Itulah kata-kata bagi orang yang sebenarnya tidak tahu dan tidak mengerti apa itu filsafat. Memang filsafat itu ruwet, lebih ruwet lagi kehidupan yang kita jalani tapi dengan pikiran yang kacau, tidak sistematik dan dengan dasar yang tidak jelas. Filsafat dikatakan ruwet karena memang filsafat itu akan menjernihkan benang kusut kehidupan, sehingga peta persoalan yang kita hadapi menjadi lebih terang dan jelas.
Seringkali diri kita merasa menderita dan pikiran kita menjadi kacau oleh persoalan-persoalan yang tidak jelas, dan oleh persoalan-persolan yang sebenarnya itu bukanlah persoalan. Karena inilah kemudian filsafat akan menjernihkan peta persoalan dalam hidup kita, dan filsafat akan membantu sekaligus menata gagasan kita, memperdalam kemampuan analisis kita dan memperkuat argumentasi kita.
Filsafat itu menyesatkan, akan tetapi lebih sesat dan menyesatkan mereka, yaitu orang-orang yang tidak tahu apa pendapatnya pribadi, apa yang disukai dan tidak disukainya, apa yang sesungguhnya dia inginkan dan tidak diinginkannya. Semata-semata karena hampir semua perilaku manusia adalah penyusunan diri atas pendapat-pendapat atau sikap-sikap orang lain yang dia lihat dan amati di sekelilingnya.
Kebanyakan manusia adalah masih dalam kungkungan kelompoknya masing-masing. Umumnya apa yang ada dikepalanya dan apa yang diinginkan manusia adalah hal-hal yang sifatnya umum, karena apa yang mereka percayai dan yakini sejatinya mereka tidaklah tahu, dan mungkin juga tidak paham. Tentu ini semua lebih menyesatkan, karena mereka tidak tahu apa yang mereka mau. Nah, filsafat sesungguhnya merupakan cara berfikir kita untuk membuka pintu gagasan, memperluas wawasan, dan yang paling penting memperkuat kepribadian dan siapa jati diri kita sesungguhnya.
Memang, filsafat berani mempertanyakan keyakinan-keyakinan religius, bersifat agresif, dan bahkan mendekonstruksi pemahaman dalam tafsir agama. Untuk apa? Semata-mata adalah agar agama itu kembali menemukan titik terdalamnya yang anggun dan luhur. Tujuannya agar agama itu selalu terjaga dari hal-hal yang secara terus menerus dan kemungkinan pada hal-hal yang akan menghancurkan dirinya dalam dunia yang semakin terasa sakit seperti sekarang ini. Dan celakanya, jika agama hanya dijadikan simbol, kepentingan kekuasaan, dan hasrat pribadi maupun golongan. Dalam konteks ini, filsafat berperan sebagai alat analisa dalam mengajukan berbagai pertanyaan dan jawaban sekaligus sikap kritis kita atas fenomena beragama yang ternyata telah keluar dari platform nilai luhur agama itu sendiri.
Karena itulah filsafat, yang akan selalu menjaga agar pikiran kita tetap sehat, dan agar hidup kita damai-bahagia.[]
0 comments: